darularkan

Alamat Yayasan

Jakarta, Indonesia

Hubungi

+62 822-3287-7391

Bank Syariah Indonesia

No Rek 7772229199

Benarkah Sains Bertentangan dengan Agama ?

sains dan agama

Bagikan

Sebagaimana makna Al-Qur’an dan derajat keabsahan hadis bisa benar atau salah, sahih atau lemah, demikian pula ilmu pengetahuan pun ada variasinya. Tidak semua kesimpulan ilmiah bersifat aksiomatik dan tidak dapat diterima sebagai kebenaran tanpa bukti. 
Sains dibangun berdasarkan argumen induktif. Argumen induktif didasarkan pada asumsi bahwa masa depan akan berlaku serupa dengan masa lalu, yang berarti alam semesta memiliki suatu pola. Ilmuwan sangat bertumpu pada prinsip ini untuk menyimpulkan data yang telah diobservasi. Akan tetapi, karena observasi dilakukan terbatas pada sekumpulan data, maka mengambil kesimpulan berdasarkan data yang terbatas itu tidak akan mencapai kepastian mutlak. Artinya, selalu ada celah untuk menyatakan suatu kesimpulan observasi tidak valid atau tidak sejalan dengan realita. Bahkan, kesimpulan penelitian di masa depan bisa jadi menggagalkan kesimpulan penelitian sekarang.

Sepanjang sejarahnya, kesimpulan ilmiah telah mengalami banyak perubahan.Misalnya, pada awal abad ke-20, fisikawan sepakat menggunakan model alam semesta Newton. Hal ini dianggap terbukti secara ilmiah, sehingga belum ada yang mengembangkan konsep bersaing dalam 200 tahun. Namun, mekanika kuantum dan relativitas umum mengubah teori Newton. Mekanika Newton berasumsi bahwa ruang dan waktu tidak berubah dan stagnan, namun Albert Einstein menjelaskan bahwa keduanya bersifat relatif dan dinamis. Akhirnya, setelah beberapa waktu, model alam semesta Einstein menggantikan model alam semesta Newton. Oleh karena itu, sedikit menggali sejarah ilmu pengetahuan akan memberikan gambaran tentang keterbatasan ilmu pengetahuan yang biasa disebut dengan masalah induksi. Artinya, pengamatan baru selalu bertentangan dengan kesimpulan sebelumnya.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, kesimpulan ilmiah didasarkan pada argumentasi induktif. Karena argumen induktif tidak menghasilkan kepastian, apa yang disebut sains tidak bisa dianggap mutlak. Namun ada beberapa hal yang tidak bisa kita ragukan lagi, seperti kebulatan bumi, adanya gravitasi, dan kebulatan orbit kita.

Oleh karena itu, tidak perlu panik ketika sains tampak bertentangan dengan dalil agama ketika menjelaskan fenomena alam. Tidak perlu bingung dan menolak ayat dan hadis shahih hanya karena tidak sejalan dengan ilmu pengetahuan. Karena itu berarti ia berasumsi bahwa kesimpulan ilmiah selalu benar dan tidak berubah. Hal ini tentu saja salah. Namun memahami konsep seperti itu tidak membuat siapa pun anti sains. Bayangkan ilmu pengetahuan tidak akan maju jika para ilmuwan tidak diperbolehkan mempertanyakan kesimpulan-kesimpulan sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
1
Assalamu'alaikum